Selasa, 18 Maret 2014

DIALOG SANTAI di BALE BALE

Indahnya kebersamaan dalam kehidupan

Dalam perjalanan waktu yang saya lalui dalam kehidupan , saya selalu merindukan suasana kebersamaan dalam hal apapun.
Saya tidak pernah memilih dalam berteman dan bergaul. Saya bergaul dengan siapapun , dalam arti saya memang suka bergaul dan ngobrol atau tukar pikiran dengan siapa saja. Tidak pernah ada perbedaan dalam memperlakukan teman teman bergaul saya , meskipun mereka mungkin lebih muda dari usia saya yang sudah  kepala 5 . Saya tetap sopan dan menghormati mereka , mungkin itu sudah menjadi kebiasaan yang saya bawa dari hasil pendidikan almarhum ayah saya . Saya jadi ingat salah satu pesan almarhum  " di mata Allah kita manusia semua sama , tak ada beda . Di mata Allah seorang Jendral atau Presiden itu sama saja dengan manusia yang lain termasuk orang gelandangan pinggir jalan sekalipun" begitu kata ayah saya suatu saat.
Kepada pembantu rumah tangga , saya juga tidak boleh memanggil dengan suara berteriak dan wajib dengan  ucapan "minta tolong" kalau saya butuh bantuan. Hasil pendidikan almarhum ayah saya ini akhirnya membuat saya tidak canggung bergaul dengan siapa saja dan berusaha untuk selalu menghormati keberadaan seseorang dari strata atau kelas masyarakat apapun. Dalam kurikulum sekolah yang saya alami dulu, ada pelajaran budi pekerti yang mendampingi pelajaran agama. Saya merasakan banyak manfaat dari pelajaran budi pekerti ini. Minimal memberi pengetahuan tentang sopan santun dan tata krama dalam pergaulan. Saya merasa memang sungguh beruntung masih mengalami hal tersebut saat saya sekolah dulu. Karena sekarang setelah pelajaran budi pekerti itu hilang dari kurikulum sekolah, segala sesuatu pengetahuan tentang sopan santun dan tata krama pelan pelan kok menghilang ya, saya jadi prihatin. Sering saya melihat seorang anak  yang teriak minta untuk lakukan sesuatu kepada pembantu rumah tangga, kadang anak itu juga teriak kepada orang tuanya. Astaghfirullah al adziim, ampuni kami yaa Allah. Beruntung anak anak saya tidak pernah berteriak kalau butuh bantuan saya, saya harus mensyukuri hal itu. 
Dalam mendidik anak anak , saya selalu katakan , meskipun kita hidup di kota besar,kita jangan pernah melupakan sopan santun dan tata krama dalam menjalani hidup. Jangan merasa sok kuasa ketika kita jadi pemimpin atau karena kita punya jabatan. Jangan gampang merasa iri akan keadaan orang lain yang lebih dari kita. Dan hormatilah orang lain sebagaimana mestinya.


Memang jaman sudah berubah , sekarang dengan perkembangan technologi yang begitu pesat. Informasi juga semakin mudah didapatkan. Hampir setiap orang saya lihat selalu punya televisi sebagai media informasi. Begitu juga dengan perkembangan technologi, hampir semua orang bisa mengakses internet melalui telepon selular yang banyak beredar dan hampir di miliki oleh setiap orang, di kota maupun di desa. Keadaan ini perlu kita sikapi dengan bijak , karena saya juga melihat dan merasakan sendiri bahwa hampir di setiap sudut yang saya jumpai , setiap orang menjadi sibuk sendiri sendiri. Menjadi lebih individualistis, selalu sibuk dengan gadget / handphone,i phone atau i pad masing masing. Tegur sapa hanya menjadi secukupnya saja, jarang sekali ada obrolan yang menarik , karena semua seperti hanya basa basi. Sepertinya semua sudah terwakili oleh media sosial yang sekarang banyak beredar semacam ; Facebook,Twitter,Path,Whatsapp dan lain sebagainya untuk kalangan umum. Kalau jaman saya remaja dulu, silahturahmi ke saudara atau kepada teman dan tetangga menjadi salah satu media komunikasi kita. Bertandang kerumah saudara atau teman di hari libur sekolah menjadi hal yang membahagiakan dan di tunggu. Di jaman sekarang seolah - olah semua sudah diwakili oleh media sosial yang mereka ikuti. Rata rata orang lebih suka jalan ke mall atau clubing di akhir minggu. Semua di lakukan karena dari bangun tidur hingga saat akan tidur yang di pikirkan adalah bagaimana mencari uang dan uang demi kebutuhan hidup sehari hari. Saya mengerti orang hidup jaman ini cepat merasa lelah dan payah karena semua itu. Tapi hidup tak hanya sekedar mencari uang dan demi uang, kita juga butuh bergaul dan berdialog dengan anak anak dan keluarga kita, juga butuh ketemu saudara dan teman teman atau tetangga sekedar berbagi perhatian.
Nilai positif yang bisa diambil dari jejaring media sosial ini adalah kita bisa menemukan beberapa teman saat kita sekolah dulu. Dari teman sekolah dasar hingga perguruan tinggi, bisa kita cari disini. Perkembangan dari hal ini , juga semakin marak acara reunian disana dan disini. Saya sendiri juga mengalami , seumur hidup baru mengalami bahagianya bertemu teman teman saat remaja dulu.


Ketika bertemu lagi, kami seperti bagian bagian tubuh yang sudah terpisah lama. Kerinduan untuk mengenang masa masa indah di sekolah dan mengingat hal hal lucu menjadikan kami semua merasa dekat seperti saudara. Dan kami jadi merasa utuh saat bersama sama , saling berbagi pengalaman berbagi kebahagiaan juga berbagi kepahitan hidup yang bisa kita ambil hikmah dan pelajarannya. Yang paling menyenangkan dan membuat saya bahagia , ternyata teman teman juga punya perhatian kepada teman yang lain yang kurang beruntung dalam hidupnya. Kami bahu membahu membantu teman , kami bergotong royong untuk memberi semangat hidup. Keindahan dalam kebersamaan memang sungguh sungguh saya rasakan.


Dengan kebersamaan, kita merasa hidup kita tidak sendiri. Kita merasa ringan melangkah dan beban bisa kita bagi. Almarhum ayah saya juga berpesan , tetangga atau teman adalah orang terdekat yang paling cepat bisa kita minta bantuannya sebelum saudara kita datang, jadi jagalah silahturahmi bersama tetangga atau teman temanmu, supaya hidupmu merasa tak sendirian di saat jauh dari saudara atau keluarga.



Uang Receh Yang Sering Dianggap Remeh



Kadang kala tak terpikir oleh saya , bahwa uang uang receh yang bertebaran di sekeliling saya suatu saat membawa manfaat dalam kehidupan seseorang.

Hampir setiap hari , saya selalu dapat uang kembali dari apa yang saya beli. Bentuk uang kembali yang saya terima lebih sering dalam bentuk uang logam , dari mulai recehan 50 rupiah sampai 1000 rupiah.
Karena logam dan lebih berat (kalau terlalu banyak)...uang uang receh ini lebih banyak saya tinggal di rumah. Dan tersebar hampir di semua ruang di rumah saya. Akhirnya pada saat saya membereskan rumah , saya putuskan untuk menyiapkan satu tempat khusus untuk kumpulkan uang uang receh ini , saya taruh kotak ini di dekat meja makan dan setiap kali ada uang logam di kantong celana atau di tas saya , pasti setelah sampai di rumah akan saya masukkan ke kotak ini.
Anak anak saya akhirnya juga ikut dengan kebiasaan ibunya , setiap ada uang receh logam yang mereka terima , sampai di rumah pasti masuk ke kotak ini.

Hari hari lewat tanpa terasa dan kotak uang makin penuh , hmmm sepertinya baik kalau saya akan klasifikasi uang uang receh ini dan ingin tahu juga sudah mencapai jumlah berapa. Pada saat saya sedang tidak ada kesibukan pekerjaan di luar rumah dan tak punya janji dengan siapapun , saya mulai kegiatan sortir dan kumpulkan uang uang tersebut.
Saya tuang seluruh isi kotak ini dan ternyata tidak hanya recehan uang logam yang ada disitu, ada juga recehan 2000 rupiah dan 1000 rupiah.
Saya sortir dan saya kumpulkan masing masing uang logam ini sesuai nominal yang ada , saya masukkan kedalam kantong plastik ukuran es mambo.....nilai atau jumlah dari setiap kantong adalah 10 ribu rupiah, begitu juga dengan uang recehan kertas.
Hitung punya hitung...ternyata jumlahnya lumayan juga , kebetulan ini memang moment pertama saya mencoba ingin tahu berapa jumlah uang receh yang berhasil saya kumpulkan akhir akhir ini.
Hasil dari recehan kertas jumlahnya mencapai 363 ribu rupiah dan dari uang logam terkumpul 421 ribu rupiah...waah sangat lumayan. Selesai saya kosongkan kotak uang receh , saya berniat untuk membuka satu rekening buku tabungan lagi . Dan saya berniat , dengan hasil pengumpulan uang ini untuk membantu orang orang di sekeliling saya yang butuh di bantu.
Ya, saya bukan orang yang di beri materi yang berlimpah , tapi saya senang kalau saya bisa membantu orang lain.
Sepertinya niat saya terdengar oleh Allah yang Maha mendengar...hehehehe...baru saja saya selesai bereskan semua uang uang receh...ada teman yang datang dan kebetulan teman saya ini sedang dalam kondisi tidak baik. Dia bercerita sedang kurang sehat dan karena kurang sehat berarti dia sedang tak bekerja...dan berarti juga situasi ekonomi dia juga sedang jelek...selain itu dia juga sedang butuh uang untuk membayar sewa rumah yang dia tempati.
Tanpa berpikir panjang , saya menawarkan bantuan kepada teman saya tersebut , tapi dengan hati hati saya sampaikan kepada dia , bagaimana kalau bantuan saya itu berupa uang uang receh ? Alhamdulillah teman saya bersedia menerima bantuan saya dan dia bilang , nanti uang tersebut akan dia tukar ke pompa bensin atau ke mini market , karena biasanya mereka suka menerima uang receh , karena sering membutuhkan untuk uang kembali.
Alhamdulillah sekali lagi , akhirnya uang receh sejumlah 500 ribu saya berikan kepada teman saya tersebut...dan uang receh itu selain menyelamatkan 1 bulan sewa rumah teman saya sisanya masih bisa saya masukkan ke rekening tabungan yang akan saya urus ke esokan harinya.

Setelah kejadian itu , saya semakin giat untuk mengumpulkan uang uang receh. Menabung tanpa sengaja dan tujuannya adalah untuk menolong sesama yang membutuhkan.
Dan kegiatan mengumpulkan uang logam sebagai bantuan juga banyak dilakukan sekarang ini , sebagai bentuk aksi  simpati dan solidaritas ( koin Prita Mulyasari , koin KPK dll)...

Saya percaya , uang receh yang selama ini oleh sebagian orang dianggap remeh...mampu mengatasi sedikit dari masalah yang kita hadapi dalam kehidupan...




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar