Selasa, 09 April 2013

KUMPULAN RESEP KREASI PRIBADI

Biasanya di Indonesia buah terong lebih sering kita temui dalam masakan sayur lodeh atau terong balado.
Sekali kali boleh di coba kreasi resep yang satu ini , siapa tahu anda suka dan masuk menjadi menu keluarga anda.Buah terong terbukti mengandung vitamin C dalam jumlah tinggi , jadi baik untuk kesehatan.


(1)TERONG BARATAYUDHA

Bahan yang harus di siapkan :

3 buah terong ukuran sedang , iris tipis miring ( jadi berbentuk oval)
1 ons ayam tanpa tulang , potong dadu
5 siung bawang putih iris tipis
5 siung bawang merah iris tipis
1 bawang bombay iris tipis
3 buah tomat , hilangkan isinya dan potong dadu kecil
10 buah cabe merah biasa, potong halus bulat
4 buah cabe rawit merah , potong halus bulat
2 daun bawang potong halus
1 maggi blok
2 sendok teh gula pasir
1/4 sendok teh garam
4 sendok makan minyak goreng.

Cara memasak :

1.Panaskan wajan di atas api kecil dan taruh potongan terong di atasnya sampai berubah warna , angkat dan sisihkan.

2.Panaskan 4 sendok makan  minyak goreng dan tumis potongan bawang putih,bawang merah,bawang bombay,cabe. Tumis semua bumbu dalam api kecil sampai harum dan potongan tomat mulai hancur .

3.Masukkan potongan ayam , aduk bersama tumisan bumbu tadi dan tambah sedikit air ( kira2 50 cc)

4.Setelah ayam terlihat matang , masukkan maggi blok , garam dan gula pasir , aduk rata

5.Masukkan terong yang sudah di goreng tanpa minyak tadi , campurkan jadi satu , aduk hingga bumbu meresap kedalam terong ( cukup aduk2 selama # 5 menit)

6.Terakhir , masukkan potongan daun bawang , aduk rata dan TERONG BARATAYUDHA siap di sajikan

Selamat mencoba



(2) UDANG GORENG CABE

Bahan yang harus di siapkan :

250 gram udang segar - buang kepala, kupas kulitnya
5 siung bawang putih - kupas dan di belah 2
5 siung bawang merah - kupas dan di belah 2
5 buah cabe rawit merah - buang tangkainya dan belah 2
1 sendok makan saus tiram
1 sendok teh kecap ikan
1 buah maggi blok rasa ayam
1 sendok teh gula pasir
1 batang daun bawang potong # 1 cm
10 sendok makan minyak goreng

Cara memasak :

Panaskan wajan dan tuang minyak goreng, masukkan bawang putih dan cabe rawit,  tumis hingga warna bawang putih berwarna sedikit coklat. Setelah itu masukkan bawang merah, saus tiram, kecap ikan, maggi blok dan gula pasir. Kecilkan api kompor, dan tumis bumbu2 hingga larut semuanya, masukkan udang, masak sebentar sampai udang berwarna merah, masukkan daun bawang, angkat dan sajikan


(3) WEDANG JAHE ALA ALA


Pengalaman menghadapi cuaca akhir akhir ini dan menjadikan orang serumah kena sakit flu, akhirnya jadi ingat resep dari eyang/nenek saat saya kecil. Dan setelah saya praktekkan resep ini ternyata juga berguna untuk menghilangkan masuk angin, juga membantu menghilangkan rasa nyeri tulang. Jadi tak ada salahnya dicoba.



Bahan yang di siapkan :
3 buah jahe segar / masing2 seukuran ibu jari - kupas dan di iris tipis
3 batang sereh - cuci bersih , potong bagian atasnya
1 batang kayu manis / ukuran # 3 cm
1 lembar daun pandan - cuci dan potong menjadi 3 bagian
80 gram gula merah - sisir halus
seujung sendok teh garam
1500 cc air

Cara Membuat :
Masak 1500 cc air diatas api kecil, masukkan jahe, sereh, kayu manis dan daun pandan. Setelah mendidih, masukkan gula merah dan garam , tunggu hingga gula merah larut, angkat dan sajikan.

Catatan : gula merah bisa di ganti dengan gula batu, sesuai selera.

Senin, 08 April 2013

KUMPULAN CERITA PENDEK



Dialog Sahabat


Sumini dan Ratna Diah Tantri adalah dua orang yang sudah cukup lama kenal , hubungan kedekatan mereka di mulai sejak usia remaja. Usia mereka berdua saat ini sudah menjelang 55 tahun , sama sama sudah berkeluarga , dan mempunyai anak anak yang sudah dewasa. Sumini dan Ratna Diah Tantri bersekolah di SMP dan SMA yang sama , namun selesai SMA , Sumini tak melanjutkan kuliahnya karena menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya dan sampai akhirnya pernikahan ini selesai karena pasangan ini  bercerai setelah ada 3 orang anak . Sumini sekarang tinggal bersama anak anaknya. Anak gadisnya yang pertama sudah bekerja di sebuah perusahaan pertambangan dengan posisi lumayan, anaknya yang kedua juga sudah bekerja dan si bungsu "gadis kecilku " begitu Sumini menyebutnya masih sekolah di bangku SMA klas 2. Sementara itu Ratna Diah Tantri selesai SMA  dia melanjutkan ke Sekolah Tinggi Seni jurusan Tari,  Hubungan kedekatan Sumini dan Ratna Diah Tantri  ini terbawa hingga di usia mereka sekarang . Mereka masih saling berkunjung , kadang makan bersama atau nonton berdua saja pertunjukkan kesenian yang mereka sukai .  
Mereka berdua juga tinggal cukup dekat dalam satu kompleks perumahan di selatan Jakarta , semua itu memudahkan mereka berdua untuk saling berkunjung . Kedekatan mereka hampir seperti seorang saudara kandung satu sama lainnya.

Kehidupan sehari hari Sumini adalah seorang ibu rumah tangga biasa dengan hobby masak , baca buku dan jalan jalan . Karena kesukaan memasak inilah yang mampu membuat kehidupan Sumini tetap stabil secara ekonomi , dia membuka usaha katering untuk melayani kebutuhan ibu ibu di kompleks perumahan dimana dia tinggal yang tidak sempat memasak. Kadang kadang dia juga melayani kebutuhan masakan untuk acara acara khusus, seperti arisan atau pertemuan2 kantor anaknya. Langganan Katering Sumini lumayan banyak , karena selain enak masakannya , pilihan menunya juga menyenangkan dan cocok dengan selera para langganannya. Kesibukan Sumini setiap pagi sampai siang biasanya  di dapur dengan di temani 4 orang karyawannya,  menyiapkan dan memasak untuk langganan Katering Sumini. Hobby baca buku tak pernah terlewatkan , dan hampir semua jenis buku di baca sebagai pengisi waktu , maka sering kali Sumini menjadi tempat bertanya tentang segala sesuatu di lingkungan keluarganya , seolah olah Sumini yang paling tahu jawaban dari semua pertanyaan yang mereka ajukan...he he he he he ini sangat lucu . Karena kadang kadang Sumini juga tak tahu harus bicara apa ketika menemui suatu hal baru dan tidak sesuai dengan prinsip yang di yakini nya. Kenapa kok jadi seperti itu atau kenapa jadinya begini ??? 
Kalau ketemu hal seperti ini , biasanya Sumini akan memulai risetnya tentang hal yang menjadi fokus keinginan tahuannya dengan mencari informasi melalui buku dan internet , dia selalu berusaha memberikan jawaban yang benar dari setiap pertanyaan yang datang . Yah! Teknologi membuat semua jadi lebih mudah...dan teknologi menjangkau semua lapisan masyarakat dan usia!Hebat!
Meskipun usia Sumini termasuk sudah banyak , kalau tak mau di katakan tua , akan tetapi semangatnya untuk belajar dalam hidupnya cukup besar . Seperti yang sering dikatakannya kepada anak anaknya " Selama hidup itu masih harus kita jalani  . Kita tak akan pernah berhenti belajar segala sesuatu sampai akhirnya kita selesai menjalani kehidupan ini yaitu saat mati ".

Latar belakang kehidupan Ratna Diah Tantri yang berprofesi sebagai penata tari  menjadikan hari harinya sibuk dan padat oleh aktivitas di luar rumah. Apalagi setelah ketiga anak anaknya juga mulai sibuk diluar rumah , Tantri , demikian dia biasa disapa , mulai menerima tawaran untuk melakukan pekerjaan keluar kota . Seperti yang pernah di jalaninya saat hubungan pernikahannya dengan sesama penari belum menghadirkan seorang anak.
Anak pertama Tantri lahir saat usia pernikahannya menginjak usia 3 tahun dan saat itu sedikit banyak membuat Tantri harus berpikir ulang untuk memutuskan menerima pekerjaan dari komunitas yang membutuhkannya. Meskipun dalam hati kecilnya sangat ingin , bertolak belakang dengan kenyataan yang di hadapinya saat kewajiban sebagai ibu datang ! Konsekuensi dan tanggung jawab seorang perempuan yang melahirkan seorang anak adalah merawat , mendidik dan menemaninya sebanyak mungkin sampai usia balita , menurut penjelasan Sumini kepada Tantri saat dia di minta pendapatnya bagaimana menghadapi hal ini ."Yang kamu jalani sekarang adalah Kodrat hidupmu sebagai seorang wanita dengan panggilan Ibu . Tugasmu adalah menyusui untuk pertumbuhan fisik anakmu dan selalu memberinya kehangatan setiap saat , karena pasti berat buat anak itu ketika harus pindah dari dalam rahim kita yang hangat dan aman ke kehidupan barunya di dunia ini " Dan kemudian Sumini memberikan sarannya juga kepada Tantri yang masih diam dengan pandangan lurus ke mata Sumini , seolah tahu kalimat sahabatnya ini belum habis " Apakah tidak terpikir , bahwa kamu bisa membuka kursus tari di rumahmu ini . Dimulai dari ruang tamu mu ini , tempat ini cukup lega untuk punya 6 atau 8 orang murid belajar tari bersamamu . Selain masih bisa selalu bersama bayimu dirumah , dan kamu masih bisa selalu menari , karena aku tahu itu duniamu. Cobalah untuk bicarakan dengan suamimu "
Tantri tersenyum manis sebagai tanda ucapan terima kasih atas saran sahabatnya ini .

Yah, dalam kehidupan kadang kita memang membutuhkan kehadiran seorang sahabat atau minimal seorang teman yang bisa memberi saran atau mengarahkan kepada hal hal yang positif.
Perlahan tapi pasti akhirnya kursus menari di rumah Tantri berkembang hingga sekarang dan didepan rumah Tantri terpampang tulisan cukup besar Sanggar Kreatif Ratna Diah Tantri...Sumini ikut bahagia dan bangga dengan hasil kerja keras sahabatnya ini.

==========================Prit@2013=========================



Janji Diujung Hari.

Suasana sore hari itu sebetulnya sangat menyenangkan, matahari masih terlihat memancarkan keindahan dan keagungan ciptaan  Allah. Semburat merah jingga masuk ke ruang tengah sebuah rumah mungil nan cantik di tengah kebun bunga yang terlihat terawat dengan baik . Sore itu Ningsih terlihat sedang merapikan meja makan, menyediakan makanan kecil untuk anak anak dan suaminya. Bergegas Ningsih lari mengambil gagang telpon di sudut ruangan, saat dering telpon berbunyi.

“Assalamualaikum , selamat sore..dengan Ningsih disini, bisa saya bantu ?” suara Ningsih lembut bak resepsionis sebuah kantor menyapa orang diseberang telpon. “Wa Alaikum salam mbak Ningsih, ini Ina yang kemarin telpon mbak. Saya hanya ingin bertemu dan bicara dengan mbak Ningsih tentang mas Reza  mbak “ Duaaarrr!! Raasanya seperti tertembak peluru nyasar, kepala Ningsih langsung terasa sakit dan mau  pingsan. Sebenarnya ingin sekali Ningsih menutup telpon dan enggan untuk mendengarkan suara perempuan di seberang telpon sana. Ini sudah ke dua kalinya perempuan yang mengaku ber nama Ina ini menghubunginya. Dan mengakui bahwa diantara perempuan ini dan suaminya terjadi hubungan di luar pernikahan. Hingga membuahkan seorang anak laki laki yang sekarang ini kehadirannya minta pengakuan dari Ningsih dan keluarganya. Sambil berkali kali Ningsih mengucap asma Allah dalam hati, Ningsih mengurungkan niatnya untuk menutup telpon. Seluruh tubuhnya bergetar menahan emosi, jantungnya berdegup kencang bergemuruh seperti bunyi mesin sebuah pabrik.


“Mbak Ningsih, Ina tahu ini pahit dan tak enak aku tahu mbak..tapi kita berdua sama sama mencintai mas Reza mbak, saya mohon keikhlasanmu mbak Ningsih... untuk menerima kejadian hubungan ini dan mengizinkan mas Reza untuk tetap bisa bertemu dengan putranya, hasil buah cinta kami ini...berikan kesempatan kepada mereka berdua mbak, untuk bisa berbagi cinta sebagai anak dan ayah..”  Glek!!  Rasanya hampir tercekik nafas Ningsih seketika, saat mendengar permohonan diseberang telpon kepadanya. Menurut Ningsih, kegilaan dan keberanian wanita yang menyebut dirinya Ina itu luar biasa, seolah olah apa yang dikatakannya itu sudah menjadi haknya untuk disampaikan tanpa berpikir bahwa Ningsih jelas akan terluka akibat perbuatannya. Sudah kedua kalinya wanita bernama Ina ini berusaha keras bicara dengan Ningsih. Dan meminta izinnya untuk menjadi bagian hidup mas Reza . Lelaki yang sudah 25 tahun menjadi suaminya, sahabatnya, kekasihnya, ya Reza  adalah segalanya. Ningsih tak mampu membendung butir butir airmatanya, saat suara di seberang sana kembali memohon kepadanya, yang paling menyakitkan adalah memohon perhatian dan cinta suaminya untuk anak dari hasil hubungan mereka. Gila ! Ini benar benar di luar dugaannya dan akal sehatnya sebagai manusia. Di luar semua persoalan ini, Ningsih sangat sadar bahwa pesona  Reza Haryanto suaminya  memang membuat setiap seorang wanita bisa merasakan jatuh cinta kembali  kalau terlibat pergaulan dengannya. Sosoknya dan gaya penampilannya lebih muda dari usia yang sebenarnya yang sudah lebih dari setengah abad. Sikapnya yang lembut dan sopan santun yang di perlihatkan sangat bertolak belakang dengan kejadian yang sedang dialami Ningsih saat ini. Ampuun Tuhan, seperti apakah sosok Ina ini sehingga mebuat Reza  suaminya lupa akan segalanya ? Seperti apakah sosok seorang Ina yang membuat suaminya seperti tak punya daya apapun untuk menolak dan tunduk kepada hawa nafsu serta membuat suaminya melupakan janji suci pernikahan mereka berdua?

Apa kesalahanku dan apa kekuranganku di mata mas Reza? Apakah aku sudah tak mampu lagi mencukupi kebutuhan cinta mas Reza secara lahir batin?  Apakah aku sudah kurang menarik lagi? Apakah aku sudah tak mampu lagi menimbulkan getar getar di hati mas Reza? Dan kenapa mas Reza tak pernah cerita tentang Ina ini, sampai aku harus mendengar dari perempuan itu? Bukankah selama ini mas Reza selalu cerita kalau ada perempuan yang mencoba menggodanya, tapi kenapa kali ini mas Reza tidak cerita? Pertanyaan ini berkali kali muncul di hati dan pikiran Ningsih, perasaan Ningsih begitu kacau. Tapi seperti biasanya Ningsih hanya diam , meskipun perasaannya sedang bergulat sengit dengan pikirannya. Dia hanya pikirkan bagaimana anak anaknya kalau sampai  tahu bahwa ayah  yang begitu mereka banggakan,  melakukan satu hal yang sangat jauh dari yang mereka pikirkan. Karena sebagai orang tua mereka juga mengajarkan akhlak dan memperkenalkan nilai nilai moral yang luhur sebagai bekal menghadapi kehidupan?? Bagaimana membuka pembicaraan persoalan ini dengan mas Reza? Ningsih bergulat dengan semua pertanyaan dan kekhawatiran , akan tetapi wajahnya tetap terlihat tenang seperti permukaan telaga yang damai. Bibirnya masih tersenyum, sehingga kegelisahan Ningsih hampir hampir tak tertangkap oleh siapapun dirumah itu.
Selesai merapikan sekaligus menata meja makan ,  Ningsih langsung masuk ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Adzan Magrib yang berkumandang lebih membuat suasana haru biru di perasaan Ningsih sore itu. Ningsih ingin cepat cepat bersujud dihadapan Allah Tuhannya, memohon kekuatan batin dan jalan terbaik untuk persoalan rumah tangga yang tengah di hadapinya saat ini. Selama hidup perkawinan Ningsih dan Reza, semua persoalan dengan mudah mereka selesaikan berdua. Karena komunikasi diantara Ningsih dan Reza cukup baik dan harmonis. Tak pernah ada persoalan yang ber larut larut seperti sekarang ini. Terlihat begitu khusyuk Ningsih dalam menjalankan sholat Magrib nya. Selesai sholat Ningsih masih diam merenung di atas sajadahnya ditengah ruang tidurnya. Pikirannya menerawang ke masa masa lalu, masa perkenalannya dengan Reza. Masa awal awal pernikahannya dengan Reza  Haryanto. Hingga  saat pernikahan mereka di ramaikan kelahiran anak anak buah cinta mereka berdua. Meskipun Ningsih menyandang gelar insinyur arsitek  dan bisa membangun kariernya dengan bekerja di kantoran, kesempatan itu tak diambilnya. Ningsih sudah bertekad bahwa ketika menikah , dia akan mengabdi dan bekerja untuk rumah tangganya. Bukan ber arti ilmu yang di peroleh semasa kuliah tak Ningsih pergunakan. Kenyataannya rumah mungil yang di tempatinya sekarang adalah hasil kreasinya juga.  Bangunan kantor dan bangunan tempat bimbingan belajar tempat suaminya berusaha, itu juga hasil rancangan Ningsih. Memang Ningsih cukup cerdas dan tak mau ilmu di masa kuliah hilang begitu saja. Ningsih tetap bekerja, tetap berkarya. Tapi prioritas utamanya adalah rumah tangganya, keluarganya, suami dan anak anaknya. Di sudut rumahnya yang mungil, Ningsih membangun ruang kecil, yang di sebutnya sebagai studio untuk tempatnya bekerja, menggambar atau merancang bangunan. Banyak teman teman suaminya yang sering minta tolong di buatkan rancangan gambar rumah. Dan dari situ Ningsih bisa dapat penghasilan tambahan tanpa banyak meninggalkan rumah. Reza begitu sering  membanggakan rumah tangganya di depan teman temannya. Dan mengakui bahwa semua yang di capainya sekarang ini juga karena dukungan dan cinta Ningsih yang begitu besar untuk Reza dan keluarga.

Ningsih dan Reza Haryanto memang  pasangan yang harmonis. Mereka bertemu 27 tahun yang lalu, saat  itu mereka hampir selesai kuliah di perguruan tinggi yang sama tapi jurusan yang beda. Ningsih belajar tentang arsitektur dan Reza adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya jurusan Antropologi. Penampilan Reza Haryanto memang menawan hati, kebetulan Reza Haryanto  adalah  campuran keturunan  ibu Aceh dan ayahnya Solo Jawa Tengah. Berkulit putih dan berhidung mancung. Sifatnya yang terbuka , ramah dan gampang bergaul , membuat Reza  menjadi pusat perhatian bagi lawan jenisnya. Dalam usianya yang sudah lebih dari setengah abad saat ini, pesona dan kharisma Reza sebagai seorang laki laki memang tambah berkilau. Apalagi prestasinya sebagai pengusaha sukses membuat Reza tak jarang menjadi incaran setiap perempuan yang ada di dekatnya. Reza sendiri sangat sadar akan keadaan itu, tapi dengan komunikasi yang baik dan jujur bersama istrinya, semua godaan terkait perempuan bisa di atasinya selama hidup pernikahannya bersama Ningsih. Yang sangat disyukuri oleh Reza adalah kesabaran dan ketenangan Ningsih menghadapi para perempuan yang berusaha menggoda dirinya.”Aku percaya kepadamu mas Reza, kalau sampai terjadi sesuatu yang tak baik mengganggu perkawinan kita, aku percaya bahwa Allah yang akan bantu aku mengatasinya dan mencoba mengusir siapapun yang mengganggu keharmonisan perkawinan kita ”  Dengan penuh percaya diri Ningsih mengatakan ini. Pribadi Ningsih yang begitu kuat dan mandiri membuat Reza semakin menghormati istrinya. Dan ketenangan Ningsih dalam menghadapi setiap persoalan membuat Reza  merasa aman dalam menjalani hidup kesehariannya. Ningsih sejak masih menjadi  mahasiswi jurusan arsitektur dalam hal penampilan bisa dikatakan seperti laki laki. Padahal sebagai seorang perempuan Ningsih cukup cantik . Dengan kostum celana jeans dan kemeja kotak kotak yang menjadi pakaian kesehariannya hingga kini, seolah menjadi ciri khas penampilan dari Ningsih. Akan tetapi meskipun terkesan tomboy dan cuek , bagi yang mengenal dekat gadis ini pasti akan setuju bahwa Ningsih adalah gadis yang sangat santun dan lembut hati. Pertemuan Ningsih dan Reza  adalah  saat mereka sama sama menjalani praktek  kuliah kerja nyata di sebuah desa yang sudah ditunjuk oleh perguruan tinggi tempat mereka belajar. Mereka tergabung dalam satu kelompok yang terdiri dari 10 orang mahasiswa dan mahasiswi yang harus bekerja sama membantu aparat desa dalam pembangunan fisik sarana dan prasarana desa tersebut. Selesai praktek kuliah kerja nyata, hubungan keduanya semakin dekat dan terlihat serius . Sampai akhirnya Reza  memberanikan diri untuk melamar Ningsih. Dan setelah Ningsih dan Reza  menyelesaikan kuliahnya, mereka menikah.

Ningsih terlihat khusuk dalam kamarnya ,setelah menyelesaikan sholat dan doa serta keluh kesahnya kepada Allah Tuhannya, Ningsih melipat mukena dan sajadah lalu bergegas keluar dari kamarnya . Di tengoknya jam dinding di ruang itu baru jam setengah tujuh malam. Pelan pelan Ningsih menuju dapur, menuangkan sayur dan menata lauk untuk makan malam anak anak dan suaminya. Tanpa Ningsih sadari, Agung anak pertamanya sudah masuk kedalam rumah, tanpa Ningsih dengar deru suara motornya masuk ke halaman rumah.
“Mama ngalamun ya, kok dari tadi Agung perhatikan mama seperti sedang ada masalah yang berat, ayolah ma bagi cerita dong, ada apa? Siapa tahu Agung bisa bantu mama “ Hampir terjatuh mangkuk yang di bawanya dari dapur saat tegur sapa Agung anak pertamanya yang lembut saja masih mampu membuat kaget Ningsih dan membuyarkan lamunannya. Sambil menyeka kembali airmatanya yang masih tersisa di pipinya, Ningsih tersenyum tanpa berkata apa apa kepada Agung. Dan itu membuat anak pertamanya menjadi semakin penasaran. Ada apa dengan mamanya, orang yang selama ini dianggap Agung adalah tempat berlindung dan berkeluh kesah yang paling nyaman dan aman di dunia adalah sosok ibundanya yang tegar, kuat dan bijaksana. Ibundanya ini tak pernah mengeluh ataupun merasa kekurangan. Meskipun  akhir akhir ini hampir setiap hari ayahnya pulang larut malam, terkait perusahaan bimbingan belajar yang di bangun bersama teman teman kuliahnya dulu sedang maju pesat. Dari satu tempat bimbingan belajar sekarang sudah berkembang dan  6 cabang baru berhasil mereka dirikan. Akhir akhir ini hampir setiap hari Reza  pulang ke rumah sekitar jam sepuluh atau sebelas malam. Dan biasanya anak anaknya  Agung, Arum dan Anggi sudah tidur di kamar masing masing dan biasanya Ningsih juga sudah tenggelam dalam buku bacaannya di kamar tidur mereka yang nyaman.

“Selamat malam mas , baru pulang... , capek ya mas..ini aku sudah siapkan teh manismu disini”  Tegur sapa Ningsih mengejutkan Reza  yang baru masuk ke kamar tidurnya. Saat Reza  masuk ke rumah tadi sudah jam 10 malam, hampir setengah sebelas malam.  Lampu di ruang tengah sudah padam.  Reza  pikir pasti Ningsih sedang asyik dengan bacaannya di kamar atau malah sudah berangkat ke alam mimpi.  Anak anak sudah tenggelam di kamar masing masing. Tak ada yang menyambutnya  saat  pulang. Tapi ternyata  malam itu Ningsih masih terjaga, duduk di sudut ruang kamarnya yang cukup luas, sambil nonton televisi tapi tanpa suara. Dan meskipun Ningsih menegurnya dengan suara yang lembut dan berusaha tersenyum semanis mungkin. Tetap saja Reza  menangkap getar ketegangan dan keseriusan Ningsih dari nada bicaranya. Reza  begitu khawatir bahwa persoalan dengan Ina akhirnya terbuka di depan  istrinya. Reza merasa  begitu was was bahwa perempuan bernama Ina itu akan mengacaukan ketenangan rumah tangganya bersama Ningsih, hanya demi pengakuan tentang kehadiran seorang anak. Yang menurut Reza  itu adalah akibat kebodohannya sendiri. Reza begitu takut menyakiti wanita yang begitu dia cintai, wanita yang sudah mendampinginya selama 25 tahun , wanita  yang sudah menjadi ibu bagi anak anak yang baik dan manis serta ber akhlak baik . Agung anak pertama mereka seorang sarjana hukum yang baru saja mulai magang kerja di kantor notaris . Arum anak kedua mereka tumbuh menjadi gadis cantik, mandiri dan hampir menyelesaikan belajarnya di bidang kedokteran. Anggi anak lelaki bungsu keluarga ini juga tumbuh menjadi pemuda yang cerdas dan berprestasi di sekolahnya, sebentar lagi Anggi akan menamatkan SMA nya.

Sesungguhnya sudah hampir  11  bulan ini Reza seperti hidup diatas bara api. Hampir setiap hari Reza menghindar dari serbuan telpon Ina yang berusaha terus menghubunginya. Reza  tidak tahu bagaimana menghindar dari perempuan yang bernama Ina ini, karena hampir setiap hari gencar menelpon kekantor dan ke handphone. Sesekali telpon diangkat dan mereka terlibat perdebatan yang sengit. Dan kalau Reza tak angkat telpon itu, Ina akan mengirimi nya puluhan sms. Sudah di jelaskan berulang kali kepada Ina, bahwa dirinya tidak pernah mencintai Ina  bahwa dalam hubungan mereka tak lebih dari sekedar sex saja. Dan hubungan itu di sepakati bersama. Semua di jalani  atas dasar suka sama suka, sampai suatu ketika mereka melakukan hubungan layaknya suami istri tanpa alat pengaman, karena alat pengaman yang pertama sudah terpakai dan hasrat Ina belum terpuaskan saat  itu . Dan kejadian itulah yang mengakibatkan Ina hamil. Reza sadar dirinya masih terikat pernikahan dengan Ningsih dan Ina Amina masih terikat pernikahan dengan Wahono Sutarjo suaminya. Menurut cerita  Ina kepadanya suatu hari, suaminya terlalu sibuk dengan bisnisnya dan hampir tak pernah punya waktu untuk memberi perhatian kepada Ina. Alasan itulah yang membuat Ina seperti merasa punya kemerdekaan untuk memenuhi hasrat biologisnya yang besar bersama lelaki lain di luar suaminya. Reza Haryanto bukanlah yang lelaki pertama yang diajaknya tidur untuk memenuhi hasratnya, Ina menyebut beberapa nama lelaki yang pernah tidur bersamanya selain suami sahnya Wahono Sutarjo. Dan saat itu Ina memang mabuk kepayang saat bisa tidur bersama Reza. Dan Reza juga tak pikir panjang dan peduli atas latar belakang Ina. Mau sama mau, suka sama suka dan itu sudah cukup sah  menurut ukuran nafsu . Jaman memang sudah berubah, sepertinya nilai nilai luhur tentang akhlak sudah luntur di sebagian sisi kehidupan manusia.

Saat ini kesalahan Reza  seperti terbentang nyata  di depan matanya. Dan seperti Reza  memutar kembali setiap adegan yang menggambar  pertemuan dengan perempuan yang bernama asli Siti Aminah itu .  Tapi kemudian merubah nama menjadi Ina Amina supaya lebih terlihat moderen dan tak terlihat kampungan, begitu kata Ina kepadanya satu setengah tahun yang lalu. Saat itu kedatangan Ina di salah satu cabang bimbingan belajar yang di miliki Reza, adalah untuk mendaftarkan salah satu anaknya untuk belajar disitu. Perempuan berjilbab ini terlihat biasa saja, tapi tatapan  mata dan bicaranya jadi terlihat begitu menggoda di depan mata  Reza. Dan memang seperti sebuah kekuatan sihir.  Setelah pertemuan pertama itu Reza jadi lebih sering datang ke salah satu cabang bimbingan belajar yang di kelolanya dengan alasan kontrol keuangan dan minat masyarakat, terhadap usaha yang di dirikan bersama teman temanya ini. Dan kebetulan juga bahwa Ina ternyata juga sering datang ketempat bimbingan belajar  untuk menjemput anak perempuannya yang belajar di tempat itu. Mereka berdua sering terlibat obrolan obrolan kecil sejak pertemuan pertamanya. Diam diam Ina mencoba mencari tahu siapa sesungguhnya Reza Haryanto ini, lelaki yang diam diam sudah membuatnya ingin mengulang kembali petualangannya seperti yang sudah sudah.
Memang akhirnya Reza masuk kedalam jerat pelukan Ina. Keliaran Ina di ranjang saat pertama mereka tidur bersama, membuat Reza tak mampu menolak setiap kali Ina mengajaknya bertemu di sebuah kamar hotel . Ina menjuluki dirinya sendiri adalah pemburu dan penikmat cinta. Meskipun akhirnya Reza sadar makna cinta dalam hidup Ina adalah sex semata. Tapi semua kesadaran Reza  seperti terlambat datang. Pertemuan demi pertemuan yang terjadi antara Ina dan Reza  ini tak pernah sampai kepada Ningsih. Cerita yang sampai kepada Ningsih adalah bahwa dirinya sedang sibuk membuat planning baru buat perusahaan, alasan itu yang muncul saat Reza pulang terlambat demi pertemuannya dengan Ina. Reza menyimpan rapat rapat cerita ini dari pendengaran Ningsih. Reza  memang tak mau kalau sampai hasil dari perbuatannya bersama Ina di sampaikan kepada Ningsih.Tapi semua awal pasti ada akhirnya. Semua akhirnya memang harus terbuka malam ini, begitu pikir Reza . Semua harus di selesaikan malam ini dan Reza  harus siap menerima sangsi dari perbuatannya. Reza sadar, bahwa dia sudah merusak dan mengoyak bahtera rumah tangganya. Semua adalah akibat nafsu yang tak mampu di kendalikannya.

Suara nyanyian jangkrik di halaman rumah mengisi  suasana yang  terasa senyap di kamar tidur Ningsih. Dan sebelum Ningsih  berdiri dari tempat duduknya, Reza duduk  bersimpuh di kaki Ningsih memohon maaf dan ampun untuk semua yang sudah di lakukannya. Dipegangnya kedua telapak tangan Ningsih, di ciuminya berkali kali sambil meminta maaf untuk kesalahannya. Akhirnya tangis Ningsih pecah memenuhi ruang kamar tidur. Semua emosi yang selama beberapa hari ini di tahannya akhirnya meledak berujud tangisan yang mengiris perih pendengaran Reza. Baru kali ini Reza  merasa tak punya kata kata yang baik untuk menjelaskan sesungguhnya bagaimana semua itu terjadi. Mulutnya terkunci rapat selesai Reza  memohon maaf dan ampun kepada istrinya. Dalam hati Reza  mengucap memohon ampun dihadapan Allah dan berjanji tak akan terjadi lagi. Tangis Ningsih mereda pelan pelan, matanya yang sembab karena menangis menatap Reza  yang bersimpuh di kakinya.  Iba hati Ningsih melihat suaminya seperti anak kecil yang sedang menanti hukuman karena berbuat kesalahan. Ningsih sadar, cintanya begitu besar dan dalam kepada Reza sejak awal mereka memutuskan untuk selamanya bersama. Ningsih yakin bahwa kekuatan cintanya dan rasa percaya akan  pertolongan Allah mampu melewati semua persoalan yang mereka hadapi saat ini. Ningsih akan memaafkan semua kesalahan suaminya dan akan mencintai suaminya sampai akhir hidup datang menjemputnya, begitu janji Ningsih dalam hati.
Dan sepertinya Allah mendengar janji janji yang terucap dalam hati Ningsih dan Reza  di penghujung hari itu. Ningsih berdiri dari kursi tempat duduknya, tangan kanannya membelai rambut kepala suaminya dengan penuh cinta dan akhirnya menyentuh  tangan Reza  dengan lembut sambil berkata “ Mas Reza  kita sholat Isya bersama ya , mas Reza  imamnya..habis itu kita bicara bagaimana sebaiknya kita menghadapi persoalan Ina.” Suara lembut Ningsih menyejukkan hati Reza  yang langsung berdiri dan melangkah menuju kamar mandi untuk segera mengambil air wudhu di ikuti langkah istrinya dengan niat yang sama. Sunyi senyap kamar tidur itu semakin terasa dan sesekali terdengar suara bacaan salah satu surat dari al Quran yang di lantunkan Reza. Kadang suaranya bergetar seperti hampir menangis. Setelah menyelesaikan sholatnya, Ningsih dan Reza kembali duduk di sudut kamar tidur mereka.
“Mas Reza , aku tahu pasti suasana hatimu lebih kacau daripada suasana hatiku. Meskipun aku sebetulnya ingin sekali marah kepadamu atau kalau perlu aku memukulmu atas kejadian Ina ini mas. Tapi aku sadar, bahwa kemarahanku pasti tak akan menyelesaikan persoalan kami berdua “ Terdengar suara Ningsih memulai pembicaraan  “ Aku hanya ingin mas Reza tahu , bahwa aku tetap mencintaimu mas. Dan tetap meletakkan rasa hormatku kepadamu karena kamu adalah suami pilihanku. Meskipun kejadian bersama Ina ini jelas membuatku kecewa dan luka, tapi aku berusaha bisa memaafkanmu mas. Dengan harapan yang besar kepadamu untuk jangan lakukan ini sekali lagikembali kepadaku mas.....satu hal membuatku lebih berat lagi adalah harus berhadapan dengan akibat perbuatanmu seumur hidupku, yaitu anak itu mas...sungguh hebat perempuan itu menyebutnya sebagai hasil buah cinta kalian berdua...” Sekali lagi wajah Ningsih sudah basah kuyup oleh airmatanya dan dengan suara yang serak Ningsih melanjutkan bicaranya “ Sekarang aku butuh ceritamu tentang kejadianmu bersama Ina, kenapa tak cerita, kenapa sampai itu terjadi. Aku ingin mas Reza jujur dan terbuka. Dan bantu aku mas untuk bisa melewati rasa kecewa dan sakit hatiku dan semoga cintamu masih cukup besar kepadaku untuk kembali menjalankan biduk rumah tangga kita. Aku tak mampu meihat anak anak juga kecewa atas perbuatanmu mas Reza..” Nada suara Ningsih menurun dan bergetar menahan tangisnya. Reza tergugu mendengar keterbukaan istrinya menyampaikan perasaannya atas kejadian itu. Sangat terus terang dan langsung kepada persoalan . Yah itulah kekuatan Ningsih dari awal sampai saat ini, sikapnya selalu berusaha terbuka dan selalu berusaha memahami bahwa setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya. Dan menurut Ningsih orang yang berbuat salah jangan di jauhi, tapi harus di ajak sadar dan kembali melakukan yang baik dan benar. Dan Ningsih tak pernah bermimpi ataupun berpikir untuk hidup tanpa Reza Haryanto di sisinya. Tanpa di minta sekali lagi, keluar semua cerita dari awal hingga akhir kisah tentang Ina Amina. Dan di tegaskan berkali kali oleh Reza, bahwa dia tak mencintai perempuan itu dan tak mau berhubungan ataupun bertemu sekali lagi dengan perempuan itu. Reza merasa terjebak dalam situasi yang sulit, dan semua itu disadari adalah akibat perbuatannya sendiri  “ Dan perempuan itu harus mengantongi surat keterangan dna untuk bisa memaksa seorang Reza Haryanto mengakui anak itu. Permintaan pengakuan tentang hubungan dan kehadiran anak ini tak lebih hanya jalan pintas dari Ina, untuk mencari kesempatan bertemu denganku. Aku mulai paham Ningsih, bahwa aku memang terjebak oleh akibat kebodohanku sendiri “ suara Reza terdengar parau dan menahan emosi amarah kepada dirinya sendiri karena semua jadi kacau. “ Semua ini jadi pelajaran yang sangat besar buatku..sangaaat besar dan sakit aku merasakan semua ini...aku harus membuatmu luka dan kecewa. Aku harus melihatmu menahan semua emosi  demi perasaan aman dari anak anak kita “ Seperti tak pernah habis  penyesalan Reza .“ Aku sangat mencintaimu Ningsih dan aku berjanji tak akan mengulangi sekalipun, selama nafasku masih ada di kehidupan ini. Aku akan memohon ampun setiap hari atas kesalahanku ini kepada Allah Tuhanku. Dan tentang anak itu, bila memang itu benar anak biologisku biarkan waktu yang akan menuntunnya kepadaku.  Dan apabila butuh bukti bahwa aku adalah ayah biologisnya, tentunya setelah anak itu cukup usia untuk bicara siapa dirinya. Aku tak harus malu mengakui bahwa dia ada karena nafsu antara aku dan ibunya melampui batasan. Dan bukan karena cinta dia ada di muka bumi ini seperti penjelasan Ina kepadamu. Aku akan meminta maaf dan mempersilahkan anak  itu melanjutkan hidupnya sendiri. Dan aku akan meminta supaya anak itu juga  harus belajar, bahwa semua yang tampak menyenangkan belum tentu akibatnya baik  di kehidupan “  Begitu Reza mengakhiri bicaranya sambil menatap lembut ke mata Ningsih yang menatap tajam kepadanya. Perlahan Ningsih mengangguk setuju atas penjelasan dari suaminya. Ningsih percaya akan janji suaminya, seperti Ningsih percaya terbitnya matahari di setiap pagi. Lamat lamat di kejauhan terdengar lagu Something dari The Beatles  mengiringi sayap sayap cinta Ningsih dan Reza  menuju kerajaan mimpinya yang penuh kedamaian.

=========================Prit@2013=============================